Pulau Sumba dikenal sebagai tanah eksotis di timur Indonesia yang menawarkan keindahan alam memukau serta budaya yang kental. Di balik kecantikan savana yang luas, pantai yang biru, dan kampung-kampung adat yang autentik, masih banyak tantangan yang dihadapi masyarakat setempat, khususnya dalam bidang ekonomi dan keterampilan kerja. Sebagai wilayah dengan potensi wisata yang besar, sayangnya Pulau Sumba masih belum bisa sepenuhnya memanfaatkan kekayaan ini akibat keterbatasan sumber daya manusia terampil.
Inilah yang menjadi titik mula hadirnya program Teach4Hope, sebuah inisiatif dari Kitabisa.org yang hadir di Sumba Tengah dan Sumba Barat dengan misi memberdayakan masyarakat melalui pelatihan keterampilan praktis. Program ini diimplementasikan lewat dua kelas utama, yaitu kelas Tour Guide (Pramuwisata) dan Womenpreneur, yang khusus menargetkan kaum muda dan perempuan lokal.
Melalui kelas Pramuwisata, anak-anak muda Sumba mendapatkan bekal untuk menjadi pemandu wisata profesional. Mereka belajar banyak hal mulai dari cara berkomunikasi efektif dengan wisatawan, mengelola perjalanan wisata secara profesional, hingga memanfaatkan media digital untuk promosi pariwisata. Para peserta juga melakukan study tour langsung ke tempat-tempat wisata, hotel, dan fasilitas pariwisata lainnya. Bahkan, mereka mendapatkan kesempatan magang untuk menangani langsung wisatawan domestik maupun mancanegara, seperti saat mereka menjadi pemandu di ajang internasional "Asia-Oceania Youth Gathering" yang berlangsung di kampung adat Deri Kambajawa.
Dari kelas ini, muncul cerita menarik seperti Yuni Jola Tiala dan Maximilianus Sailang yang awalnya ragu untuk berbicara di depan umum, tetapi kini menjadi pribadi yang percaya diri dan terampil memandu wisatawan dengan penuh profesionalisme. Keterampilan baru ini tak hanya menjadi bekal ekonomi, tetapi juga berkontribusi melestarikan budaya lokal dengan memperkenalkannya secara lebih baik kepada dunia.
Di sisi lain, kelas Womenpreneur hadir sebagai wadah bagi para perempuan Sumba untuk mendapatkan keterampilan dalam memulai usaha kecil yang berbasis pada potensi lokal. Peserta dilatih mulai dari bagaimana menciptakan produk unik khas Sumba, teknik pemasaran produk secara efektif, hingga mengelola administrasi dan keuangan usaha dengan profesional. Salah satu keberhasilan nyata terlihat dari peserta bernama Alfrida Yani Dangga yang berhasil menjual keripik singkong hasil produksinya dengan omset signifikan dalam waktu singkat.
Lebih inspiratif lagi adalah kisah peserta seperti Ina Rambu Moju yang awalnya sempat ragu meninggalkan rutinitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga untuk mengikuti pelatihan. Namun setelah menjalani program, Ina tidak hanya berhasil menemukan potensi dirinya dalam berbisnis, tetapi juga sadar bahwa seorang perempuan mampu berkontribusi lebih banyak secara ekonomi tanpa harus meninggalkan perannya dalam keluarga.
Keberhasilan Teach4Hope di Sumba menunjukkan bahwa pendekatan pendidikan berbasis keterampilan sangat efektif untuk menciptakan perubahan nyata. Para peserta tidak sekadar mendapatkan ilmu, tetapi juga mampu langsung mempraktikkannya dalam kehidupan nyata. Mereka kini menjadi sosok yang lebih percaya diri, mandiri secara ekonomi, dan berperan aktif dalam melestarikan dan mempromosikan keunikan budaya dan potensi daerah mereka.
Namun tentu saja, perjalanan ini tidak berhenti di sini. Masih diperlukan lebih banyak dukungan dan kolaborasi agar program-program seperti ini bisa terus dijalankan dan berkembang. Kitabisa.org membuka peluang luas bagi individu, lembaga, dan perusahaan yang ingin ikut berkontribusi dalam menciptakan dampak positif di masyarakat. Dengan bergabung dalam kolaborasi ini, kita bersama-sama bisa menciptakan masa depan yang lebih baik, di mana masyarakat lokal tak hanya menjadi penonton dalam geliat pariwisata, tetapi justru menjadi pemain utama yang berdaya dan mandiri.
Melalui Teach4Hope, harapan baru bagi generasi muda dan perempuan di Pulau Sumba bukan lagi mimpi, melainkan kenyataan yang semakin nyata.
Bersama, #PelukBumiSelamanya